Minggu, 18 Juni 2023

Pengenalan Statistika Pendidikan

 

Pertemuan 1-2: Pengenalan Statistika Pendidikan

·         Pengertian statistika pendidikan dan ruang lingkupnya

·         Perbedaan antara statistika deskriptif dan inferensial

·         Sumber data dan teknik pengumpulan data dalam pendidikan

·         Penyajian data dengan tabel dan grafik

 

Pengertian statistika pendidikan dan ruang lingkupnya

 

Statistika Pendidikan adalah cabang ilmu statistika yang mengkhususkan diri dalam pengumpulan, analisis, interpretasi, dan presentasi data yang berkaitan dengan pendidikan. Statistika pendidikan bertujuan untuk menyediakan metode-metode statistika yang diperlukan untuk menganalisis data yang dihasilkan dari berbagai aspek dalam dunia pendidikan, seperti data akademik, data sosial, dan data psikologis.

Statistika pendidikan dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan di bidang pendidikan, seperti peningkatan kualitas pengajaran, evaluasi program pendidikan, dan kebijakan pengembangan kurikulum. Dalam statistika pendidikan, data dianalisis menggunakan teknik-teknik statistika yang meliputi pengukuran dan penyajian data, statistika deskriptif, statistika inferensial, dan analisis multivariat.

Statistika pendidikan menjadi penting karena pendidikan adalah salah satu bidang yang sangat memerlukan data dan informasi yang akurat untuk mengembangkan kebijakan, meningkatkan efektivitas, dan mengoptimalkan hasil yang dicapai. Dalam era digital dan teknologi yang semakin berkembang, statistika pendidikan menjadi semakin penting karena ketersediaan data yang semakin melimpah dan kompleks.

 

Statistika umum dan statistika pendidikan memiliki beberapa perbedaan, di antaranya:

1.      Objek Studi Statistika umum berfokus pada analisis data yang berasal dari berbagai bidang, seperti ekonomi, bisnis, ilmu sosial, kesehatan, dan lain-lain. Sementara itu, statistika pendidikan berfokus pada analisis data yang berkaitan dengan dunia pendidikan, seperti data akademik, data sosial, dan data psikologis.

2.      Tujuan Tujuan dari statistika umum adalah untuk menyediakan metode-metode statistika yang diperlukan untuk menganalisis data yang berasal dari berbagai bidang, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Sedangkan tujuan dari statistika pendidikan adalah untuk menyediakan metode-metode statistika yang diperlukan untuk menganalisis data yang berkaitan dengan dunia pendidikan, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan.

3.      Jenis Data Statistika umum dapat menganalisis berbagai jenis data, baik data kuantitatif maupun kualitatif, seperti data ordinal, interval, nominal, dan data kategorikal. Sementara itu, statistika pendidikan lebih banyak menganalisis data kuantitatif, seperti data hasil tes, data absensi, data angka partisipasi, dan sebagainya.

4.      Metode Analisis Statistika umum menggunakan metode-metode statistika yang beragam, seperti statistika deskriptif, statistika inferensial, analisis regresi, analisis multivariat, dan sebagainya. Sedangkan statistika pendidikan lebih fokus pada metode-metode statistika yang umum digunakan dalam pendidikan, seperti analisis distribusi frekuensi, uji hipotesis, uji reliabilitas, dan sebagainya.

5.      Aplikasi Statistika umum dapat diaplikasikan pada berbagai bidang, seperti ekonomi, bisnis, kesehatan, ilmu sosial, dan lain-lain. Sementara itu, statistika pendidikan lebih fokus pada aplikasi dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan, seperti evaluasi program pendidikan, peningkatan kualitas pengajaran, pengembangan kurikulum, dan sebagainya.

 

Ruang lingkup statistika pendidikan meliputi pengumpulan, analisis, interpretasi, dan presentasi data yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Berikut ini adalah beberapa aspek atau bidang yang termasuk dalam ruang lingkup statistika pendidikan:

1.      Data Akademik Statistika pendidikan mengumpulkan dan menganalisis data akademik, seperti data hasil ujian, nilai siswa, angka partisipasi, dan sebagainya. Data ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja siswa, menentukan keberhasilan program pendidikan, dan mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran siswa.

2.      Data Sosial Statistika pendidikan juga mengumpulkan dan menganalisis data sosial, seperti data karakteristik siswa, data kehadiran siswa, data keterlambatan, dan sebagainya. Data ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor sosial yang mempengaruhi kinerja siswa dan untuk mengembangkan strategi intervensi yang sesuai.

3.      Data Psikologis Statistika pendidikan juga mengumpulkan dan menganalisis data psikologis, seperti data kepribadian, data minat, dan data motivasi siswa. Data ini digunakan untuk mengevaluasi program pendidikan, menentukan strategi pembelajaran yang efektif, dan mengidentifikasi kebutuhan siswa secara individual.

4.      Evaluasi Program Pendidikan Statistika pendidikan juga digunakan untuk mengevaluasi program pendidikan, seperti program pengajaran, program pelatihan guru, program pengembangan kurikulum, dan sebagainya. Data yang dikumpulkan dan dianalisis digunakan untuk menilai efektivitas program pendidikan dan menentukan perbaikan yang perlu dilakukan.

5.      Kebijakan Pendidikan Statistika pendidikan juga digunakan dalam pengambilan keputusan kebijakan pendidikan. Data yang dikumpulkan dan dianalisis digunakan untuk menentukan kebijakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan masyarakat.

6.      Analisis Multivariat Statistika pendidikan juga meliputi analisis multivariat, seperti analisis faktor, analisis klaster, dan analisis jalur. Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara berbagai variabel dalam konteks pendidikan.

7.      Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Statistika pendidikan juga mencakup analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data numerik, sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data non-numerik, seperti data wawancara, data observasi, dan sebagainya.

 

Tujuan penggunaan statistika pendidikan dalam pendidikan adalah untuk memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik mengenai aspek-aspek tertentu dalam dunia pendidikan. Berikut ini adalah beberapa tujuan penggunaan statistika pendidikan:

1.      Evaluasi Pendidikan Statistika pendidikan digunakan untuk mengevaluasi program pendidikan dan mengukur keberhasilannya. Data yang dikumpulkan dan dianalisis melalui statistika pendidikan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang efektivitas program dan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat.

2.      Identifikasi Kebutuhan Siswa Statistika pendidikan digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa secara individu dan kelompok. Data yang dikumpulkan dapat membantu mengidentifikasi keterampilan dan kelemahan siswa, sehingga program pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

3.      Pengembangan Kurikulum Statistika pendidikan digunakan untuk mengembangkan kurikulum yang efektif dan terkini. Data yang dikumpulkan dan dianalisis melalui statistika pendidikan dapat membantu dalam menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan tren pendidikan saat ini.

4.      Pengambilan Keputusan Kebijakan Pendidikan Statistika pendidikan digunakan dalam pengambilan keputusan kebijakan pendidikan. Data yang dikumpulkan dan dianalisis melalui statistika pendidikan dapat memberikan informasi yang relevan untuk membantu membuat keputusan kebijakan pendidikan yang lebih baik.

5.      Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Siswa Statistika pendidikan digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja siswa. Data yang dikumpulkan dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor sosial, psikologis, dan akademik yang mempengaruhi kinerja siswa, sehingga dapat dikembangkan strategi intervensi yang sesuai.

6.      Pengembangan Model dan Teori Pendidikan Statistika pendidikan digunakan untuk mengembangkan model dan teori pendidikan yang lebih baik. Data yang dikumpulkan dan dianalisis melalui statistika pendidikan dapat membantu menguji hipotesis, mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel dalam konteks pendidikan, dan mengembangkan model dan teori yang lebih akurat dan efektif.

Dalam praktiknya, tujuan penggunaan statistika pendidikan dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan konteks penggunaannya. Namun, secara umum, penggunaan statistika pendidikan dapat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi program pendidikan dan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan tepat.

 

Statistika pendidikan memberikan manfaat besar dalam pengambilan keputusan pendidikan. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

1.      Menyediakan data yang akurat dan terpercaya Statistika pendidikan memberikan data yang akurat dan terpercaya yang diperoleh dari berbagai sumber seperti survei, tes, dan pengamatan. Data ini memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan pendidikan di suatu daerah atau institusi, serta membantu pengambil keputusan untuk memahami masalah pendidikan secara lebih mendalam.

2.      Mengidentifikasi masalah pendidikan secara tepat Statistika pendidikan dapat membantu mengidentifikasi masalah pendidikan secara tepat dan objektif. Dengan menggunakan teknik analisis statistik yang tepat, masalah pendidikan dapat diidentifikasi dan dianalisis secara komprehensif. Hal ini memungkinkan pengambil keputusan untuk menentukan strategi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut.

3.      Mengukur efektivitas program pendidikan Statistika pendidikan digunakan untuk mengukur efektivitas program pendidikan. Dengan membandingkan data hasil belajar siswa sebelum dan setelah program dilaksanakan, pengambil keputusan dapat menentukan apakah program tersebut berhasil atau tidak. Selain itu, statistika pendidikan juga dapat digunakan untuk membandingkan efektivitas program antara satu institusi dengan institusi lainnya.

4.      Memperkirakan kebutuhan pendidikan masa depan Statistika pendidikan dapat membantu pengambil keputusan untuk memperkirakan kebutuhan pendidikan di masa depan. Data yang dikumpulkan dan dianalisis melalui statistika pendidikan dapat membantu pengambil keputusan untuk menentukan strategi yang tepat dalam mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

5.      Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa Statistika pendidikan digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan memahami faktor-faktor ini, pengambil keputusan dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

6.      Membuat keputusan yang berdasarkan data Statistika pendidikan memungkinkan pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang berdasarkan data. Dengan menggunakan data dan analisis statistik yang tepat, pengambil keputusan dapat membuat keputusan yang lebih objektif dan akurat. Hal ini membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi program pendidikan serta meminimalkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.

Dalam keseluruhan, statistika pendidikan memberikan manfaat besar dalam pengambilan keputusan pendidikan dengan menyediakan data yang akurat dan terpercaya, mengidentifikasi masalah pendidikan secara tepat, mengukur efektivitas program pendidikan, memperkirakan kebutuhan pendidikan masa depan, mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, dan membuat keputusan yang berdasarkan data.

 

Berikut adalah beberapa contoh kasus penggunaan statistika pendidikan dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan:

1.      Evaluasi Kinerja Sekolah Pemerintah sering kali menggunakan statistika pendidikan untuk mengevaluasi kinerja sekolah di seluruh negeri. Dengan memperoleh data dan menghitung statistik, seperti rata-rata nilai ujian, persentase siswa lulus, dan presentase siswa yang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran tertentu, pemerintah dapat menentukan kinerja sekolah secara nasional dan memperoleh informasi tentang apakah perlu ada perubahan dalam sistem pendidikan.

2.      Evaluasi Program Pendidikan Institusi pendidikan juga menggunakan statistika pendidikan untuk mengevaluasi efektivitas program pendidikan mereka. Misalnya, sebuah sekolah dapat memperoleh data tes siswa sebelum dan setelah mengikuti program pendidikan tertentu, kemudian menggunakan statistik untuk memperkirakan efektivitas program tersebut.

3.      Studi Perilaku Siswa Statistika pendidikan dapat membantu mempelajari perilaku siswa dalam kelas. Misalnya, dengan memperoleh data mengenai waktu yang dihabiskan siswa untuk mengerjakan tugas, waktu yang dihabiskan guru untuk menjelaskan pelajaran, dan waktu yang dihabiskan siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelas, institusi pendidikan dapat menentukan pola perilaku siswa di kelas dan mengoptimalkan waktu pembelajaran.

4.      Analisis Data Ujian Statistika pendidikan juga digunakan untuk menghitung statistik dari hasil tes atau ujian. Dengan memperoleh data hasil tes, seperti nilai rata-rata, median, dan standar deviasi, institusi pendidikan dapat mengevaluasi bagaimana siswa berprestasi dan mengidentifikasi area-area di mana siswa membutuhkan bantuan lebih banyak.

5.      Studi Perkembangan Pendidikan Statistika pendidikan digunakan untuk mempelajari perkembangan pendidikan di suatu negara atau daerah. Dengan memperoleh data seperti jumlah siswa, rasio siswa-guru, anggaran pendidikan, dan persentase siswa yang lulus ujian nasional, pemerintah dapat mempelajari bagaimana pendidikan berkembang dan membuat keputusan tentang alokasi sumber daya.

6.      Evaluasi Dampak Program Sosial Statistika pendidikan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak program sosial pada siswa. Misalnya, sebuah program untuk meningkatkan kesehatan mental siswa dapat mengumpulkan data tentang tingkat stres siswa sebelum dan setelah program, kemudian menggunakan statistik untuk menentukan efektivitas program dalam mengurangi stres.

 

Perbedaan antara statistika deskriptif dan inferensial

Statistika deskriptif adalah metode statistika yang digunakan untuk mengumpulkan, meringkas, dan menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan ukuran ringkasan seperti rata-rata, median, modus, dan lain-lain. Tujuan dari statistika deskriptif adalah untuk memahami karakteristik dasar dari data yang diamati dan memberikan informasi yang berguna dalam menggambarkan pola atau hubungan dalam data. Statistika deskriptif umumnya digunakan untuk memberikan gambaran tentang populasi atau sampel yang sedang diteliti. Statistika deskriptif juga bisa digunakan untuk memeriksa asumsi dasar dari metode inferensial dan menentukan metode statistika inferensial yang tepat untuk diterapkan pada data yang dimiliki.

Statistika inferensial adalah cabang statistika yang berfokus pada pengambilan kesimpulan atau inferensi tentang populasi berdasarkan data yang dikumpulkan dari sampel. Dalam statistika inferensial, peneliti membuat asumsi tentang populasi dan menguji hipotesis menggunakan data sampel untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan.

Statistika inferensial sering digunakan dalam penelitian ilmiah, termasuk dalam bidang pendidikan. Misalnya, jika seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam nilai tes antara dua kelompok siswa yang berbeda, maka peneliti dapat menggunakan statistika inferensial untuk menguji hipotesisnya dan menentukan apakah perbedaan itu signifikan secara statistik atau tidak.

 

Sumber data dan teknik pengumpulan data dalam pendidikan

Dalam statistika pendidikan, ada dua jenis sumber data yaitu data sekunder dan data primer.

1.      Data Sekunder Data sekunder adalah data yang sudah ada dan dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Data ini dapat berupa data publik yang tersedia secara bebas seperti data dari pemerintah, lembaga, dan organisasi terkait pendidikan, serta data yang diterbitkan dalam jurnal, buku, atau laporan.

Contoh data sekunder dalam pendidikan adalah data ujian nasional, data kehadiran siswa, data biaya pendidikan, dan data pengeluaran pendidikan oleh pemerintah. Data ini dapat digunakan untuk mempelajari tren dan pola dalam pendidikan, serta untuk membandingkan kinerja siswa, sekolah, atau daerah.

2.      Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti atau institusi pendidikan sendiri melalui survei, wawancara, observasi, atau eksperimen. Data primer sering kali dikumpulkan untuk tujuan tertentu dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian atau evaluasi.

Contoh data primer dalam pendidikan adalah hasil survei yang menanyakan pendapat siswa dan orang tua tentang kepuasan terhadap program pendidikan, observasi langsung tentang perilaku siswa di kelas, atau eksperimen untuk menguji efektivitas program pendidikan tertentu.

Kedua jenis data ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Data sekunder sering kali mudah diakses dan lebih murah, tetapi data ini mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan penelitian atau evaluasi tertentu. Sementara itu, data primer lebih spesifik dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian atau evaluasi, tetapi membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar untuk mengumpulkannya.

Pilihan antara data sekunder atau data primer tergantung pada tujuan penelitian atau evaluasi, ketersediaan data, dan sumber daya yang tersedia. Dalam beberapa kasus, kombinasi keduanya dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang isu pendidikan tertentu.

erikut adalah beberapa karakteristik sumber data sekunder dan primer dalam pendidikan:

1.      Karakteristik Data Sekunder

·         Data sekunder adalah data yang sudah ada sebelumnya dan dikumpulkan oleh pihak lain untuk tujuan tertentu.

·         Data sekunder dapat berupa data numerik, seperti data keuangan, data statistik, dan data hasil tes, atau data non-numerik, seperti teks, gambar, dan suara.

·         Data sekunder sering kali mudah diakses dan lebih murah karena data ini sudah ada dan tidak perlu mengumpulkan data dari awal.

·         Data sekunder dapat menghemat waktu dan biaya dalam penelitian dan evaluasi, tetapi data ini mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan penelitian atau evaluasi tertentu.

·         Kualitas data sekunder mungkin bervariasi tergantung pada sumbernya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penilaian terhadap kualitas data sebelum digunakan.

2.      Karakteristik Data Primer

·         Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti atau institusi pendidikan sendiri melalui survei, wawancara, observasi, atau eksperimen.

·         Data primer lebih spesifik dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian atau evaluasi.

·         Data primer dapat lebih valid karena dikumpulkan langsung oleh peneliti atau institusi pendidikan sendiri, tetapi membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar untuk mengumpulkannya.

·         Pengumpulan data primer membutuhkan perencanaan yang matang, termasuk perencanaan sampel, perancangan instrumen survei atau wawancara, dan persetujuan etis.

·         Kualitas data primer sangat tergantung pada cara pengumpulan dan analisisnya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pengujian kualitas data secara berkala selama pengumpulan dan analisis data.

Kedua jenis sumber data memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan pilihan antara data sekunder atau data primer tergantung pada tujuan penelitian atau evaluasi, ketersediaan data, dan sumber daya yang tersedia.

Berikut ini adalah contoh penggunaan sumber data dalam pendidikan:

1.      Penggunaan Sumber Data Sekunder

·         Analisis data hasil tes standar nasional atau internasional, seperti UN, PISA, atau TIMSS, untuk mengidentifikasi masalah pendidikan dan meningkatkan kurikulum.

·         Menggunakan data dari lembaga statistik seperti BPS untuk memperoleh informasi tentang karakteristik pendidikan di suatu daerah atau wilayah.

·         Melakukan review literatur untuk mendapatkan informasi tentang penelitian dan studi terbaru yang terkait dengan masalah pendidikan tertentu.

·         Analisis data keuangan sekolah atau kampus untuk memantau pengeluaran dan penerimaan keuangan yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan manajerial.

2.      Penggunaan Sumber Data Primer

·         Survei pendapat siswa, guru, atau orang tua untuk mendapatkan umpan balik tentang kualitas pendidikan yang mereka terima.

·         Observasi kelas untuk mengamati perilaku dan interaksi antara guru dan siswa.

·         Pengumpulan data dari tes atau tugas untuk mengevaluasi pencapaian siswa dan mengidentifikasi masalah pembelajaran.

·         Studi kasus tentang program atau kegiatan tertentu dalam institusi pendidikan untuk memperoleh informasi tentang efektivitas program atau kegiatan tersebut.

Penggunaan sumber data baik data sekunder maupun data primer dapat memberikan informasi yang penting dalam mengidentifikasi masalah pendidikan dan mengevaluasi efektivitas program atau kegiatan pendidikan. Kualitas data yang baik sangat penting dalam pengambilan keputusan yang tepat dan strategi untuk memperbaiki sistem pendidikan.

 

Teknik pengumpulan data observasi dalam pendidikan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kegiatan atau situasi yang terjadi di dalam lingkungan pendidikan, seperti kelas, sekolah, atau lingkungan belajar lainnya. Observasi dapat dilakukan oleh peneliti, guru, atau staf pendidikan lainnya yang ingin mengumpulkan data tentang perilaku, interaksi, atau kegiatan di dalam lingkungan pendidikan. Berikut adalah langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data observasi dalam pendidikan:

1.      Menentukan Tujuan Observasi Tujuan observasi harus jelas dan spesifik, terkait dengan informasi yang ingin dikumpulkan. Tujuan observasi dapat berkaitan dengan evaluasi kinerja guru, kualitas interaksi antara guru dan siswa, atau efektivitas program pendidikan.

2.      Menentukan Variabel yang akan diamati Variabel yang diamati harus berkaitan dengan tujuan observasi dan harus diukur secara objektif. Variabel yang diamati dapat meliputi perilaku, interaksi, atau kegiatan di dalam lingkungan pendidikan.

3.      Menentukan Metode Observasi Metode observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi terbuka dan observasi tertutup. Observasi terbuka dilakukan tanpa panduan atau daftar ceklist yang spesifik, sementara observasi tertutup melibatkan penggunaan daftar ceklist yang telah dibuat sebelumnya.

4.      Menentukan Durasi dan Waktu Observasi Durasi dan waktu observasi harus ditentukan sesuai dengan tujuan observasi dan variabel yang diamati. Observasi dapat dilakukan dalam jangka waktu yang singkat atau panjang, tergantung pada kompleksitas masalah yang ingin dipecahkan.

5.      Mengumpulkan Data dan Membuat Catatan Observasi Data yang diperoleh dari observasi harus dicatat secara sistematis dan terstruktur, dengan menggunakan daftar ceklist atau instrumen pengamatan lainnya. Catatan observasi harus mencakup waktu, lokasi, kegiatan yang diamati, dan variabel yang diamati.

6.      Menganalisis Data Data yang diperoleh dari observasi harus dianalisis untuk mengidentifikasi pola atau tren yang muncul, serta untuk mengevaluasi efektivitas program atau kegiatan tertentu di dalam lingkungan pendidikan.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang bermanfaat dalam memperoleh informasi tentang kinerja guru, interaksi antara guru dan siswa, atau efektivitas program pendidikan. Namun, observasi juga memiliki kelemahan, seperti adanya bias pengamat atau kesulitan dalam mengukur variabel yang tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu, observasi sebaiknya digunakan bersama dengan teknik pengumpulan data lainnya untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan valid.

Teknik pengumpulan data wawancara dalam pendidikan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya dan meminta jawaban dari sumber data langsung, seperti siswa, guru, orang tua, atau staf pendidikan. Wawancara dapat dilakukan dengan cara tatap muka, telepon, atau melalui aplikasi video conference. Berikut adalah langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data wawancara dalam pendidikan:

1.      Menentukan Tujuan Wawancara Tujuan wawancara harus jelas dan spesifik, terkait dengan informasi yang ingin dikumpulkan. Tujuan wawancara dapat berkaitan dengan evaluasi kinerja guru, kebutuhan belajar siswa, atau efektivitas program pendidikan.

2.      Menentukan Variabel yang akan Diamati Variabel yang diamati harus berkaitan dengan tujuan wawancara dan harus diukur secara objektif. Variabel yang diamati dapat meliputi pengetahuan, sikap, atau persepsi terhadap lingkungan pendidikan.

3.      Menentukan Responden Responden yang dipilih harus sesuai dengan tujuan wawancara dan variabel yang diamati. Responden dapat berupa siswa, guru, orang tua, atau staf pendidikan.

4.      Menentukan Metode Wawancara Metode wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur melibatkan daftar pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya, sementara wawancara tidak terstruktur lebih bebas dan fleksibel.

5.      Menyiapkan Daftar Pertanyaan Daftar pertanyaan harus dibuat berdasarkan tujuan wawancara dan variabel yang diamati. Daftar pertanyaan harus terstruktur, jelas, dan mudah dipahami oleh responden.

6.      Melakukan Wawancara Wawancara dapat dilakukan dengan cara tatap muka, telepon, atau melalui aplikasi video conference. Saat melakukan wawancara, pewawancara harus menjelaskan tujuan wawancara dan memberikan pengantar singkat tentang pertanyaan yang akan diajukan.

7.      Merekam Data dan Membuat Catatan Wawancara Data yang diperoleh dari wawancara harus dicatat secara sistematis dan terstruktur. Pewawancara dapat merekam wawancara dengan menggunakan rekaman audio atau video, atau dapat membuat catatan tertulis dari wawancara tersebut.

8.      Menganalisis Data Data yang diperoleh dari wawancara harus dianalisis untuk mengidentifikasi pola atau tren yang muncul, serta untuk mengevaluasi efektivitas program atau kegiatan tertentu di dalam lingkungan pendidikan.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang bermanfaat dalam memperoleh informasi tentang pengetahuan, sikap, atau persepsi terhadap lingkungan pendidikan. Namun, wawancara juga memiliki kelemahan, seperti adanya bias responden atau kesulitan dalam mengukur variabel yang tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu, wawancara sebaiknya digunakan bersama dengan teknik pengumpulan data lainnya untuk mem

Teknik pengumpulan data kuesioner dalam pendidikan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau angket kepada responden. Kuesioner berisi serangkaian pertanyaan tertulis yang dirancang untuk mengumpulkan data dari responden. Berikut adalah langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data kuesioner dalam pendidikan:

1.      Menentukan Tujuan Kuesioner Tujuan kuesioner harus jelas dan spesifik, terkait dengan informasi yang ingin dikumpulkan. Tujuan kuesioner dapat berkaitan dengan evaluasi kinerja guru, kebutuhan belajar siswa, atau efektivitas program pendidikan.

2.      Menentukan Variabel yang akan Diamati Variabel yang diamati harus berkaitan dengan tujuan kuesioner dan harus diukur secara objektif. Variabel yang diamati dapat meliputi pengetahuan, sikap, atau persepsi terhadap lingkungan pendidikan.

3.      Menentukan Responden Responden yang dipilih harus sesuai dengan tujuan kuesioner dan variabel yang diamati. Responden dapat berupa siswa, guru, orang tua, atau staf pendidikan.

4.      Menyiapkan Kuesioner Kuesioner harus dibuat berdasarkan tujuan kuesioner dan variabel yang diamati. Kuesioner harus terstruktur, jelas, dan mudah dipahami oleh responden. Kuesioner dapat terdiri dari pertanyaan terbuka atau tertutup, atau kombinasi dari keduanya.

5.      Mengujicobakan Kuesioner Sebelum menyebarkan kuesioner, sebaiknya kuesioner diujicobakan terlebih dahulu pada sejumlah responden. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kuesioner telah dirancang dengan baik dan mudah dipahami oleh responden.

6.      Menyebarluaskan Kuesioner Kuesioner dapat disebarkan secara manual, seperti melalui surat atau dikirimkan langsung ke tangan responden, atau secara elektronik, seperti melalui email atau platform online. Pewawancara juga dapat menyebarluaskan kuesioner secara acak atau melalui sampel.

7.      Menganalisis Data Data yang diperoleh dari kuesioner harus dianalisis untuk mengidentifikasi pola atau tren yang muncul, serta untuk mengevaluasi efektivitas program atau kegiatan tertentu di dalam lingkungan pendidikan. Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak atau program statistik untuk membantu memproses data.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang bermanfaat dalam memperoleh informasi tentang pengetahuan, sikap, atau persepsi terhadap lingkungan pendidikan. Namun, kuesioner juga memiliki kelemahan, seperti adanya kesulitan dalam menjamin respons yang jujur dan terbuka dari responden. Oleh karena itu, kuesioner sebaiknya digunakan bersama dengan teknik pengumpulan data lainnya untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat.

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan teknik pengumpulan data dalam pendidikan:

1.      Pengumpulan data observasi dalam kelas Observasi dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang perilaku siswa atau guru dalam kelas. Guru dapat mengamati dan mencatat perilaku siswa, seperti tingkat partisipasi, interaksi sosial, atau kemampuan akademik. Observasi juga dapat dilakukan untuk mengamati dan mencatat strategi pengajaran guru, seperti gaya mengajar atau metode pengajaran yang digunakan.

2.      Pengumpulan data wawancara pada siswa atau guru Wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang pandangan, sikap, atau persepsi siswa atau guru terhadap lingkungan pendidikan. Guru dapat mewawancarai siswa untuk memahami kebutuhan belajar siswa atau melakukan evaluasi kinerja. Sebaliknya, siswa dapat mewawancarai guru untuk memahami strategi pengajaran yang digunakan atau untuk memperoleh masukan dalam pemecahan masalah belajar.

3.      Pengumpulan data kuesioner pada siswa, orang tua, atau guru Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang pengetahuan, sikap, atau persepsi siswa, orang tua, atau guru terhadap lingkungan pendidikan. Kuesioner dapat berisi pertanyaan terbuka atau tertutup tentang topik tertentu, seperti kebutuhan belajar siswa, strategi pengajaran guru, atau kepuasan orang tua terhadap layanan pendidikan.

4.      Pengumpulan data dari sumber data sekunder Data sekunder dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja akademik, demografi, atau tren pendidikan. Sumber data sekunder dapat berupa laporan dari lembaga pemerintah atau lembaga pendidikan, jurnal akademik, atau literatur pendidikan lainnya. Data sekunder dapat digunakan untuk membandingkan atau mengonfirmasi data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data lainnya.

Teknik pengumpulan data dalam pendidikan dapat digunakan untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat tentang lingkungan pendidikan, baik dari perspektif siswa, orang tua, atau guru. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memahami kebutuhan belajar siswa, meningkatkan strategi pengajaran guru, atau mengevaluasi efektivitas program pendidikan.

 

 

Penyajian data dengan tabel dan grafik

Penyajian data kuantitatif adalah cara untuk menyajikan data yang berupa angka atau data numerik. Penyajian data kuantitatif biasanya dilakukan dengan menggunakan tabel atau grafik. Berikut adalah beberapa teknik penyajian data kuantitatif:

1.      Tabel Tabel adalah cara yang paling umum untuk menyajikan data kuantitatif. Tabel biasanya terdiri dari beberapa kolom dan baris yang berisi data numerik. Tabel dapat digunakan untuk menyajikan data yang terkait, seperti data statistik dari beberapa kelas atau data demografis dari beberapa populasi. Tabel juga dapat digunakan untuk menggambarkan data dalam format yang mudah dibaca dan dipahami.

2.      Diagram batang Diagram batang atau bar chart adalah grafik yang digunakan untuk menyajikan data kuantitatif dalam bentuk batang vertikal atau horizontal. Setiap batang mewakili satu nilai atau kategori, dan tinggi atau panjang batang menunjukkan nilai numeriknya. Diagram batang dapat digunakan untuk membandingkan nilai numerik yang berbeda atau menggambarkan perubahan nilai numerik dari waktu ke waktu.

3.      Diagram garis Diagram garis atau line chart adalah grafik yang digunakan untuk menyajikan data kuantitatif dalam bentuk garis. Garis mewakili perubahan nilai numerik dari waktu ke waktu atau dari satu kategori ke kategori lainnya. Diagram garis sering digunakan untuk menggambarkan tren dalam data atau untuk membandingkan beberapa nilai numerik dalam satu grafik.

4.      Diagram pie Diagram pie atau pie chart adalah grafik yang digunakan untuk menyajikan data kuantitatif dalam bentuk lingkaran. Lingkaran dibagi menjadi beberapa bagian, masing-masing mewakili proporsi nilai numerik dari satu kategori. Diagram pie dapat digunakan untuk membandingkan proporsi nilai numerik dari beberapa kategori atau untuk menunjukkan kontribusi setiap kategori terhadap keseluruhan data.

5.      Histogram Histogram adalah grafik yang digunakan untuk menyajikan data numerik dalam bentuk persegi panjang atau balok. Setiap persegi panjang atau balok mewakili interval nilai numerik, dan tinggi balok menunjukkan frekuensi data dalam interval tersebut. Histogram sering digunakan untuk memperlihatkan distribusi data, atau bagaimana data tersebar dalam kategori atau interval tertentu.

Penyajian data kuantitatif sangat penting dalam statistika pendidikan karena memungkinkan kita untuk memvisualisasikan data dan menarik kesimpulan yang lebih mudah dan efektif. Melalui teknik penyajian data kuantitatif, kita dapat dengan cepat dan mudah memahami data, mengidentifikasi tren, dan mengevaluasi hasil dari keputusan pendidikan.

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan penyajian data kuantitatif dalam pendidikan:

1.      Presentasi hasil ujian: Hasil ujian siswa dapat disajikan secara kuantitatif dengan menggunakan tabel atau grafik yang menunjukkan persentase siswa yang lulus atau tidak lulus, rata-rata nilai, dan lain sebagainya.

2.      Analisis kehadiran siswa: Kehadiran siswa di kelas dapat dicatat secara kuantitatif dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik untuk membantu guru dalam memantau dan mengevaluasi tingkat kehadiran siswa.

3.      Penilaian kinerja guru: Penilaian kinerja guru dapat dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan skala penilaian atau sistem skor tertentu. Hasil penilaian tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik atau tabel untuk memberikan umpan balik kepada guru mengenai kinerjanya.

4.      Evaluasi program pembelajaran: Evaluasi program pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes, angket, dan observasi. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik untuk mempermudah analisis dan interpretasi hasil evaluasi.

5.      Analisis kebutuhan belajar siswa: Kebutuhan belajar siswa dapat diidentifikasi secara kuantitatif dengan menggunakan angket atau wawancara. Data yang diperoleh dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik untuk membantu guru dalam merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

 

Penyajian data kualitatif adalah cara untuk menyajikan data yang berupa deskripsi atau narasi, bukan angka atau data numerik. Penyajian data kualitatif biasanya dilakukan dengan menggunakan kutipan langsung dari informan atau narasumber, atau dengan menggunakan narasi yang menggambarkan temuan atau hasil penelitian. Berikut adalah beberapa teknik penyajian data kualitatif:

1.      Kutipan langsung Kutipan langsung adalah cara yang paling umum untuk menyajikan data kualitatif. Kutipan langsung terdiri dari kutipan atau kalimat yang diambil langsung dari informan atau narasumber. Kutipan langsung ini sering digunakan untuk memberikan rasa autentisitas dan memperkuat temuan atau hasil penelitian.

2.      Deskripsi naratif Deskripsi naratif adalah cara lain untuk menyajikan data kualitatif. Deskripsi naratif terdiri dari narasi atau deskripsi yang menggambarkan hasil penelitian atau temuan. Deskripsi naratif ini dapat memungkinkan peneliti untuk menggambarkan konteks sosial, budaya, dan sejarah dari informan atau narasumber.

3.      Diagram Venn Diagram Venn adalah cara yang umum digunakan untuk menyajikan data kualitatif. Diagram Venn adalah grafik yang digunakan untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih konsep atau kategori. Diagram Venn ini dapat digunakan untuk menggambarkan relasi antara konsep atau kategori yang berbeda dan menunjukkan overlap atau kesamaan antara kategori tersebut.

4.      Analisis tema Analisis tema adalah teknik penyajian data kualitatif yang digunakan untuk mengekstrak tema atau pola yang muncul dalam data kualitatif. Dalam analisis tema, data kualitatif diorganisir ke dalam kategori-kategori tertentu yang diambil dari tema atau pola yang muncul dari data. Teknik ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola-pola dan tema-tema tertentu yang muncul dari data kualitatif.

5.      Foto dan gambar Foto dan gambar dapat digunakan sebagai teknik penyajian data kualitatif yang menarik. Foto dan gambar dapat menambahkan dimensi visual pada hasil penelitian dan membantu menggambarkan konteks sosial atau budaya dari informan atau narasumber.

Penyajian data kualitatif sangat penting dalam statistika pendidikan karena memungkinkan kita untuk memvisualisasikan data yang kompleks dan sulit diukur. Melalui teknik penyajian data kualitatif, kita dapat dengan cepat dan mudah memahami temuan atau hasil penelitian, mengidentifikasi tema atau pola tertentu yang muncul dari data, dan mengevaluasi hasil dari keputusan pendidikan secara holistik.

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan penyajian data kualitatif dalam pendidikan:

1.      Analisis wawancara: Wawancara dapat digunakan untuk mendapatkan data kualitatif dalam hal-hal seperti pengalaman belajar siswa atau pendapat guru mengenai sebuah topik tertentu. Data tersebut dapat dianalisis dan disajikan dalam bentuk kutipan atau rangkuman yang merepresentasikan pandangan subjek.

2.      Penelitian tindakan kelas: Penelitian tindakan kelas dapat menghasilkan data kualitatif dalam bentuk jurnal, catatan lapangan, dan observasi partisipatif. Data tersebut dapat dianalisis dan disajikan dalam bentuk naratif yang memberikan gambaran lengkap tentang keadaan di kelas.

3.      Analisis kualitatif angket: Angket dapat digunakan untuk mendapatkan data kualitatif dalam hal-hal seperti preferensi siswa terhadap metode pembelajaran atau persepsi siswa tentang sebuah topik tertentu. Data tersebut dapat dianalisis dan disajikan dalam bentuk tema-tema atau kategori yang merepresentasikan kesamaan dan perbedaan dalam jawaban siswa.

4.      Analisis kualitatif buku harian: Buku harian guru atau siswa dapat menghasilkan data kualitatif tentang pengalaman belajar atau strategi pembelajaran yang efektif. Data tersebut dapat dianalisis dan disajikan dalam bentuk tema-tema atau kategori yang mencerminkan pengalaman atau strategi yang sama.

5.      Evaluasi kualitatif program pembelajaran: Evaluasi program pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan data kualitatif seperti observasi, wawancara, atau buku harian. Data tersebut dapat dianalisis dan disajikan dalam bentuk tema-tema atau kategori yang merepresentasikan kesamaan dan perbedaan dalam pengalaman siswa atau guru.

6.      Penyajian data ganda adalah penyajian data yang menggabungkan antara data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian dan menyajikan hasilnya dalam bentuk yang terintegrasi. Penyajian data ganda dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan mendalam tentang topik yang diteliti.

7.      Contoh penyajian data ganda dalam pendidikan adalah ketika melakukan penelitian tentang efektivitas sebuah program pembelajaran. Penelitian ini dapat mengumpulkan data kuantitatif tentang nilai siswa sebelum dan setelah program, serta data kualitatif tentang persepsi siswa tentang program. Setelah itu, data kuantitatif dan kualitatif dapat dianalisis secara terpisah dan kemudian digabungkan untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang efektivitas program pembelajaran.

8.      Penyajian data ganda juga dapat digunakan untuk membandingkan hasil penelitian dengan data lain yang telah diterbitkan. Misalnya, dalam penelitian tentang efektivitas sebuah metode pembelajaran, hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk grafik atau tabel yang menunjukkan data kuantitatif dan kualitatif. Kemudian, hasil penelitian tersebut dapat dibandingkan dengan hasil penelitian lain yang telah diterbitkan dan dijadikan sebagai dasar perbandingan untuk menentukan efektivitas metode pembelajaran yang digunakan.

 

Penyajian tabel dan grafik

1.      Tabel Silang (Cross Tabulation)

Tabel silang adalah tabel yang menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variabel. Tabel silang dapat digunakan untuk menganalisis data kuantitatif atau kualitatif. Dalam tabel silang, variabel yang satu ditempatkan pada baris dan variabel yang lain ditempatkan pada kolom.

Contoh: Tabel silang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan seseorang. Pada tabel silang ini, jenis kelamin ditempatkan pada baris dan tingkat pendidikan ditempatkan pada kolom.

2.      Diagram Batang Bersusun (Stacked Bar Chart)

Diagram batang bersusun adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variabel dalam bentuk grafik batang. Dalam diagram batang bersusun, grafik batang ditempatkan secara bersusun, sehingga memungkinkan untuk membandingkan jumlah atau persentase dari masing-masing kategori yang berbeda.

Contoh: Diagram batang bersusun dapat digunakan untuk membandingkan jumlah siswa laki-laki dan perempuan di setiap tingkat pendidikan. Diagram ini menunjukkan jumlah siswa laki-laki dan perempuan di setiap tingkat pendidikan dalam bentuk grafik batang yang bersusun.

3.      Diagram Lingkaran Bersusun (Nested Pie Chart)

Diagram lingkaran bersusun adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variabel dalam bentuk grafik lingkaran. Dalam diagram lingkaran bersusun, lingkaran ditempatkan secara bersusun, sehingga memungkinkan untuk membandingkan jumlah atau persentase dari masing-masing kategori yang berbeda.

Contoh: Diagram lingkaran bersusun dapat digunakan untuk membandingkan persentase siswa laki-laki dan perempuan di setiap tingkat pendidikan. Diagram ini menunjukkan persentase siswa laki-laki dan perempuan di setiap tingkat pendidikan dalam bentuk grafik lingkaran yang bersusun.

Penyajian data ganda (dual-axis chart) adalah teknik visualisasi data yang menggabungkan dua jenis grafik yang berbeda pada satu tampilan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan hubungan atau korelasi antara dua set data yang berbeda, yang dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam dan akurat tentang data.

Contoh penerapan penyajian data ganda dalam pendidikan adalah sebagai berikut:

Sebuah sekolah ingin mengetahui hubungan antara rata-rata nilai ujian siswa dan tingkat kehadiran mereka di kelas. Data tersebut disajikan dalam tabel dengan dua kolom: kolom pertama menunjukkan tingkat kehadiran siswa (dalam persentase), sedangkan kolom kedua menunjukkan rata-rata nilai ujian siswa.

Untuk memvisualisasikan data tersebut, dapat digunakan penyajian data ganda dalam bentuk grafik batang. Pada sumbu x (horizontal) akan ditampilkan tingkat kehadiran siswa, sedangkan pada sumbu y (vertikal) akan ditampilkan rata-rata nilai ujian siswa. Dengan menggunakan grafik ini, dapat dilihat secara jelas apakah ada korelasi antara tingkat kehadiran dan rata-rata nilai ujian siswa. Misalnya, jika grafik menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kehadiran siswa, maka rata-rata nilai ujian mereka juga semakin tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran siswa mempengaruhi hasil belajar mereka.

Statistika pendidikan memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan. Hal ini karena statistika pendidikan memungkinkan kita untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mempresentasikan data yang terkait dengan pendidikan secara sistematis dan obyektif.

Berikut ini adalah beberapa peran statistika pendidikan dalam pengambilan keputusan:

1.      Mengetahui karakteristik siswa: Statistika pendidikan memungkinkan kita untuk mengumpulkan data tentang karakteristik siswa seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar mereka. Dengan memahami karakteristik siswa, kita dapat merancang program pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

2.      Evaluasi program: Statistika pendidikan juga memungkinkan kita untuk mengevaluasi efektivitas program pembelajaran yang telah dilakukan. Misalnya, dengan menggunakan metode statistik, kita dapat menentukan apakah program tertentu telah meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak.

3.      Pemantauan kemajuan siswa: Statistika pendidikan memungkinkan kita untuk memantau kemajuan siswa secara berkala dan memberikan intervensi jika diperlukan. Dengan melakukan pengukuran teratur terhadap hasil belajar siswa, kita dapat menentukan apakah siswa mengalami kesulitan belajar atau membutuhkan bantuan tambahan.

4.      Menentukan kebijakan pendidikan: Data yang diperoleh dari statistika pendidikan dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan kebijakan pendidikan. Misalnya, data mengenai tingkat kelulusan siswa dapat digunakan sebagai dasar dalam merancang program pemberian beasiswa atau penghargaan.

5.      Evaluasi kinerja guru: Statistika pendidikan dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja guru. Misalnya, dengan menggunakan metode statistik, kita dapat menentukan apakah guru telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak.

Dengan menggunakan statistika pendidikan, pengambil keputusan di bidang pendidikan dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan berdasarkan fakta. Hal ini membantu meningkatkan efektivitas program pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

MATERI DAPAT DIUNDUH PADA LINK INI

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CAMPURAN

C .     Campuran Campuran adalah gabungan dua atau lebih zat yang tidak bereaksi secara kimia dan masih memiliki sifat-sifat asalnya. Cam...